Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter

perbedaan kebijakan fiskal dan Kebijakan Moneter
{tocify} $title={Table of Contents}

Pengertian Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter

Apa itu Kebijakan Fiskal?

Kebijakan Fiskal merupakan kebijakan yang di atur oleh pemerintah dalam (penerimaan dan pengeluaran) Negara dengan tujuan menjaga stabilitas ekonomi. Dengan kata lain, kebijakan ini berhubungan erat dengan APBN (Anggaran pendapatan dan Belanja Negara). 
Pernakah kamu bertanya: 
  1. Mengapa pemerintah menyediakan subsidi BBM?
  2. Mengapa pemerintah menyediakan Bansos? 
  3. Mengapa pemerintah mengatur jumlah besaran pajak sedemikian rupa?
  4. Mengapa pemerintah mengucurkan dana miliaran bahkan triliunan untuk pembangunan infrastruktur?
Inilah yang disebut Kebijakan Fiskal, kebijakan yang sudah di pertimbangkan untuk mengontrol stabilitas ekonomi suatu negara, karena :
  1. Pemerintah menyediakan subsidi BBM bertujuan untuk melindungi daya beli masyarakat terutama untuk kalangan menengah ke bawah, selain itu dengan subsidi BBM dapat mengendalikan inflasi, karena harga BBM sangat sangat mempengaruhi biaya transportasi dan distribusi barang.
  2. Bansos (Bantuan sosial) diberikan pemerintah untuk melindungi kelompok masyarakat yang kurang mampu dengan tujuan mengurangi kesenjangan sosial dan melindungi daya beli sehingga tidak akan menimbulkan dampak negatif pada konsumsi domestik yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi
  3. Pemerintah juga mengatur pendapatan negara melalui Pajak untuk membiayai pembangunan dan layanan publik untuk mengimbangi antara pendapatan dan pengeluaran negara agar tidak defisit yang besar. 
  4. Sedangkan kebijakan fiskal yang berikutnya terkait kucuran dana miliaran bahkan triliunan untuk infrastruktur bertujuan untuk meningkatkan konektifitas antar wilayah sehingga mempermudah distribusi barang dan jasa.

Jenis - Jenis Kebijakan Fiskal 

Kebijakan fiskal dapat di bagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penggunaannya dalam tata kelola ekonomi negara, yang mencakup : 

Kebijakan Fiskal Ekspansif

Kebijakan Fiskal ekspansif merupakan langkah yang di ambil oleh pemerintah dalam meningkatkan pengeluaran negara atau menurunkan pajak yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, seperti : Menambah uang yang beredar di masyarakat agar aktivitas ekonomi masyarakat bisa lebih hidup dan meningkatkan daya beli. 

Beberapa kelebihan dan kekurangan dari Kebijakan Fiskal Ekspansif yaitu : 
Kelebihan :
  1. Dapat mempercepat pemulihan ekonomi saat dilanda krisis
  2. Membuka lapangan kerja baru 
  3. Dapat meningkatkan daya beli masyarakat
Kekurangan :
  1. Dapat memicu inflasi jika dilakukan secara berlebihan
  2. Berpotensi menambah beban utang negara apabila pemerintah mengambil langkah pembiayaan dengan pinjaman 
  3. Efektivitasnya tergantung pada kondisi ekonomi dan kecepatan realisasi anggaran

Kebijakan Fiskal Kontraktif

Kebijakan Fiskal Kontraktif merupakan kebijakan yang di ambil oleh pemerintah untuk mengurangi pengeluaran negara atau menaikkan pajak dengan tujuan menekan laju inflasi. Ketika Kebijakan Fiskal Ekspansif telah mendominasi kondisi keuangan negara, Kebijakan Fiskal Kontraktif di ambil untuk mengontrol uang yang beredar di masyarakat berkurang agar harga produk dan jasa tidak naik terlalu cepat.

Jadi, Kebijakan Fiskal Ekspansif digunakan saat ekonomi negara dalam keadaan lesu, dan Kebijakan Fiskal Kontraktif digunakan saat ekonomi negara terlalu tinggi sehingga keseimbangan ekonomi negara tetap terjaga dan stabil.

Beberapa kelebihan dan kekurangan dari Kebijakan Fiskal Kontraktif yaitu : 

Kelebihan :
  1. Mampu mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi negara
  2. Mampu mengurangi defisit anggaran dan beban utang negara
  3. Dapat menciptakan ekonomi negara yang lebih sehat dalam jangka panjang 
Kekurangan :
  1. Dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi negara karena difungsikan untuk menekan inflasi.
  2. Beresiko meningkatkan jumlah pengangguran.
  3. Daya beli masyarakat menurun yang berakibat menekan kesejahteraan.

Kebijakan Fiskal Seimbang

Kebijakan Fiskal seimbang merupakan sebuah kondisi ketika Pengeluaran dan Penerimaan negara itu sama besar. Dengan kata lain, negara tidak dalam pengaruh Kebijakan Fiskal Ekspansif ataupun Kebijakan Fiskal Kontraktif. Tidak ada defisit ataupun surplus yang berlebih. 
Kebijakan ini mencerminkan keuangan negara dalam posisi stabil dan lebih berhati - hati. 

Beberapa kelebihan dan kekurangan dari Kebijakan Fiskal Seimbang yaitu : 

Kelebihan :
  1. Mencegah negara untuk meningkatkan hutang
  2. Menjaga stabilitas harga dan inflasi yang terkendali
  3. Memberikan rasa aman di kalangan investor dan masyarakat
Kekurangan :
  1. Dalam penerapannya, Kebijakan Fiskal Seimbang membutuhkan regulasi yang ketat sehingga memperlambat realisasi anggaran
  2. Penerapannya sulit apabila penerimaan negara rendah sedangkan kebutuhan pembangunan cukup tinggi
  3. Kurang fleksibel dalam menghadapi krisis 


Apa itu Kebijakan Moneter?

Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang diambil oleh bank sentral di suatu negara. Di Indonesia Kebijakan Moneter di ambil oleh Bank Indonesia (BI) yang bertujuan untuk mengatur tingkat suku bunga, jumlah uang yang beredar,  dan nilai tukar rupiah. 
Tujuannya yaitu untuk menjaga stabilitas ekonomi, supaya kamu sebagai nasabah, dapat menikmati harga produk dan jasa dalam berbisnis yang tidak melambung tinggi, contohnya dalam bisnis online, memiliki lapangan kerja yang cukup, dan nilai uangmu tetap memiliki daya beli.

Beberapa tujuan utama Kebijakan Moneter:

  1. Menjaga stabilitas nilai rupiah membantu uang yang kamu simpan tidak mengalami penurunan nilai secara signifikan, sehingga tabungan dan gaji tetap bernilai.
  2. Menjaga stabilitas sistem pembayaran yang Menjamin transaksi elektronik, transfer, atau pembayaran tagihan dapat berjalan lancar tanpa gangguan.
  3. Menjamin pertumbuhan ekonomi yang Sehat yang Memungkinkan kamu mendapatkan kredit yang terjangkau, peluang kerja,  dan harga barang yang tidak terlalu fluktuatif.

2 Jenis Kebijakan Moneter: Ekspansif vs. Kontraktif

  1. Kebijakan Moneter Ekspansif diambil saat ekonomi mulai melambat atau masuk resesi. Keputusan yang diambil seringkali menurunkan Suku bunga, sehingga kredit rumah, kendaraan, atau modal usaha menjadi lebih terjangkau. Dengan menurunnya Suku bunga, kamu pun lebih mudah mengakses pinjaman.
  2. Kebijakan Moneter Kontraktif diambil Saat inflasi melonjak dan uang “berlebihan” di pasar, sehingga keputusan yang di ambil yaitu dengan menaikkan Suku bunga dengan tujuan mengurangi kecepatan kenaikan harga. Harga kebutuhan pokok tidak melambung begitu saja dan melindungi daya beli kamu terhadap produk dan jasa yang ada di indonesia.


Instrumen Utama Kebijakan Moneter

Suku Bunga Acuan (BI Rate)

Cara kerja BI rate yaitu : 
Bank komersial menyesuaikan tarif kredit dan deposito berdasarkan BI Rate.

Contoh dalam kehidupan nyata : 
Bila BI Rate naik, cicilan KPR atau kredit usaha kamu akan bertambah dan apabila BI Rate turun, beban cicilan berkurang.

Kamu dapat meninjau perkembangan suku bunga tiap tahunnya di Tabel BI Rate. atau kamu dapat meninjau juga di halaman Indikator Moneter.

Giro Wajib Minimum (GWM)

Cara kerja Giro Wajib Minimum (GWM) yaitu :
Bank harus menyimpan sebagian dana di BI (Bank Indonesia) dengan tujuan mengontrol likuiditas agar tetap stabil serta diharapkan mampu mencegah bank mencegah krisis dan terhindar dari kebangkrutan.

Contoh dalam kehidupan nyata :
GWM yang tinggi berarti bank memiliki dana sedikit untuk memberi pinjaman, yang dapat memperlambat aliran kredit ke kamu, begitupun sebaliknya.

Kamu dapat meninjau regulasi terkait aturan GWM di halaman Peraturan Bank Indonesia tentang Giro Wajib Minimum.

Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operations/OMO)

Cara kerja Operasi Pasar Terbuka yaitu :
BI melakukan pembelian atau penjualan surat berharga untuk mengendalikan likuiditas dan menstabilkan suku bunga di pasar uang, contohnya seperti : membeli atau menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau Surat Berharga Negara (SBN).

Contoh dalam kehidupan nyata :
Ketika banyak orang yang menarik uang di ATM di bank umum dalam jumlah yang sangat besar, tentunya ini akan menyebabkan stok uang di ATM akan cepat habis, maka disini bank umum akan mengajukan Repo ke BI yaitu perjanjian jual-beli kembali dengan melibatkan Sertifikat Bank sehingga likuiditas / uang di ATM selalu berfungsi dan jarang kehabisan uang.

Intervensi Pasar Valas

Cara kerja Intervensi Pasar Valas yaitu :
Dengan mengatur nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang asing, teruama dolar AS yang di atur oleh Bank Indonesia. Dalam kebijakan ini, BI akan menjual dolar AS dari cadangan devisa ketika nilai rupiah mulai melemah. dan sebaliknya, BI akan membeli dolar AS menggunakan rupiah, ketika nilai rupiah menguat terlalu cepat.


Contoh dalam kehidupan nyata :
Ketika kamu membeli salah satu barang dari luar negeri dan menggunakan mata uang dolar AS di tahun 2025, tentunya kamu membutuhkan konversi kurs dari rupiah ke dolar AS, kurs ini tidak selamanya sama, kadang terasa stabil, kadang murah dan kadang lebih mahal terhadap periode tertentu. JIka kamu ingin meninjau nilai kurs dolar saat ini, kamu dapat mengunjungi halaman kurs dolar  ke rupiah saat ini

Kebijakan Kredit

Cara kerja Kebijakan Kredit yaitu :
Kebijakan kredit bekerja dengan memberikan kesempatan pada individu maupun perusahaan memperoleh dana untuk menunjang berbagai macam keperluan, seperti : konsumsi, investasi ataupun pengembangan usaha. Kebijakan ini berkaitan erat dengan regulasi yang diberikan oleh pihak bank ke pihak nasabah. 

Contoh dalam kehidupan nyata :
Dalam mengajukan kredit, bank memiliki kebijakan standar bagi nasabah terhadap persyaratan dari segi batas maksimum pinjaman dibandingkan dengan nilai jaminan (agunan)

Tabel perbedaan Kebijakan Fiskal & Kebijakan Moneter


Aspek Kebijakan Fiskal Kebijakan Moneter
Pengertian
Upaya pemerintah dalam mengatur ekonomi negara melalui pendapatan dan belanja negara.
Upaya bank sentral (BI) mengatur ekonomi negara melalui suku bunga dan jumlah uang beredar.
Pelaksana 
DPR & kementrian keuangan
Bank Sentral (BI di Indonesia, The Fed di AS, dan lain-lain).
Tujuan utama
  • Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
  • Menyediakan fasilitas publik dengan menyediakan anggaran pembangunan
  • Mengurangi pengangguran.
  • Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
  • Menjaga stabilitas harga dengan mengatur suku bunga (inflasi)
  • Mengatur likuiditas perbankan.
Instrumen utama
  • Belanja pemerintah
  • Pajak (penerimaan negara)
  • Subsidi & bansos.
  • Suku bunga
  • Giro Wajib Minium (GWM)
  • Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operations/OMO)
  • Intervensi Pasar Valas
  • Kebijakan Kredit
Jenis kebijakan
  • Ekspansif (menambah belanja, mengurangi pajak)
  • Kontraktif (mengurangi belanja, menaikkan pajak).
  • Ekspansif (menurunkan suku bunga, menambah uang beredar)
  • Kontraktif (menaikkan suku bunga, mengurangi uang beredar).
Dampak jangka pendek
Masyarakat bisa langsung merasakan program bansos, subsidi BBM, pembangunan infrastruktur, dll.
Dampaknya bertahap, mulai dari harga barang & jasa, bunga pinjaman, dll.

Tanya Jawab (FAQ)

Apa perbedaan antara Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter?
Kebijakan Fiskal diatur oleh pemerintah lewat APBN, sedangkan Kebijakan Moneter diatur bank sentral seperti Bank Indonesia lewat uang beredar & suku bunga.
Kebijakan Manakah yang lebih cepat dampaknya ke masyarakat?
Kebijakan Fiskal yang lebih cepat berdamapk ke masyarakat (misalnya adanya program bansos, subsidi dll), sedangkan Kebijakan Moneter butuh waktu (misalnya perubahan suku bunga).
Apakah keduanya bisa dijalankan secara bersamaan?
Ya, keduanya bisa dijanlankan bersamaan. Pemerintah dan bank sentral dapat berkolaborasi dalam mengatur ekonomi negara. Contoh: saat krisis, pemerintah meningkatkan belanja (Kebijakan Fiskal Ekspansif) sementara bank sentral menurunkan bunga (Kebijakan Moneter Ekspansif).

www.tentanguang.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama